Dibuka Pendaftaran Sekolah Perempuan Gelombang-6


Kelas Tunggal "Kupas Tuntas EYD"


Ingin menghasilkan tulisan yang renyah sesuai kaidah?
Ikuti kelas tunggal "Kupas Tuntas EYD" yang diselenggarakan oleh Sekolah Perempuan. Kelas ini diampu oleh Anna Farida. Dia adalah penulis, editor, penerjemah, yang karyanya bisa dilihat diwww.annafarida.com. Dengan biaya 150 ribu rupiah, Anda bisa menikmati sajian materi EYD yang segar, padat, dan berkualitas. Bukan hanya itu, Anda juga bisa mengikuti diskusi interaktif selama tiga hari, termasuk berkonsultasi tentang tulisan Anda.
Daftarkan diri sekarang, hubungi:
Kartikowati DH (Atie)
HP 085 216 216 034
PIN BB 25F542E6

Komunitas Menulis Bagi Kalangan Perempuan


Komunitas menulis yang diperuntukkan khusus bagi kalangan perempuan mungkin masih terhitung jari. Tetapi, justru dari perkumpulan para perempuan tersebut memiliki satu persamaan. Hal tersebut cukup menguntungkan karena terdapat banyak kesamaan. Apalagi calon penulis wajib mengikuti komunitas menulis untuk mendukung keahlian dan karirnya. Salah satunya bergabung di Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) dapat menjadi pilihan tepat.
Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) adalah komunitas yang didirikan oleh Indari Mastuti. Tepatnya 24 Mei 2010 yang berpusat di Bandung. Founder IIDN yang juga ibu rumah tangga, penulis lebih dari 50 buku, dan pemilik agen naskah Indscript Copywriting. Dari nama komunitas terlihat kalau tujuan utama pendirian untuk melejitkan potensi ibu rumah tangga lewat penulisan. Dengan media komunikasi utamanya via grup facebook.
Ada banyak manfaat ketika bergabung di Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Sebut saja karena terdapat berbagai kelas setiap hari yang dipandu oleh mentor andal. Seluruh anggota bebas mengikuti kelas secara gratis. Ada materi tentang EYD yang terlihat sederhana tapi poin penting dalam penulisan, parenting, travel, dan masih banyak lagi. Selain itu, keuntungan mendapatkan suntikan semangat dan berbagi informasi antara sesama anggota IIDN.
Berdasarkan namanya, Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) memang diperuntukkan kepada ibu-ibu rumah tangga. Agar para IRT tersebut dapat mengembangkan keahlian menulis seiring dengan mengurus keluarga di rumah. Walaupun dalam perkembangannya tidak menutup kemungkinan bagi wanita karier, mahasiswi, dan pelajar puteri yang bergabung. Saat ini, IIDN sangat berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dan mencapai luar negeri pula.
Sebagai jembatan antara anggotanya menjadi penulis, Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) memang berada di bawah payung agen naskah Indscript Copywriting. Beberapa buku karya anggota IIDN yang beredar juga keluar lewat agen naskah tersebut. Ada poin plus menjadi anggota IIDN karena mendapatkan peluang emas menerbitkan dengan agen naskah. Kerja sama yang saling menguntungkan dua pihak. Yang tidak banyak bisa komunitas lain tawarkan.
Indscript Copywriting sudah melahirkan puluhan buku dari penulis anggota Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Seperti buku berjudul “Mompreneur”, “Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat”, “Bukan Buku Best Seller”, “Pondok Mertua Indah”, Terapi Duka”, dan masih banyak lagi. Beberapa penerbit juga memberi kepercayaan kepada penulis dari Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Seolah menunjukkan kalau Indscript Copywriting adalah satu keluarga dengan Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN).

AKU DI SEKOLAH PEREMPUAN PART I oleh Nensinur Sastra



Ini adalah pengalaman Nensinur Sastra, salah satu peserta Sekolah Perempuan Angkatan-4. Dia adalah penyandang disabilitas namun pembawaannya ceria. Terasa sekali optimisme yang dia tularkan melalui blognya:
http://diksi28.blogspot.com/2014/05/sekolah-perempuan-part-i_5.html

AKU DI SEKOLAH PEREMPUAN
PART I.
Ada yang berbeda dari Sabtu awal Mei kemarin.
Sejak Subuh aku telah bersiap dengan mengemasi barang-barang penting untuk petualangan baru.
Hari itu sebenarnya aku harus berangkat ke tempat aktifitasku di kantor LSM, namun janji untuk memulai kegiatan baru yang seminggu lalu kusepakati harus
benar-benar terrealisasi.
“Itu dia tempatnya,” kata tukang ojeg langgananku sambil menghentikan llaju sepeda motornya, tepat di halaman sebuah gedung ber-plang ‘Sekolah Perempuan’.
Kukira tak perlu aku keluarkan sang tongkat, teman sejati yang slalu jadi penolong itu untuk memasuki areal tersebut.
Setelah tukang ojeg pergi, aku langsung melangkah mendekati pintu dimana kudengar ada yang tengah bercakap-cakap.
Dak-dik-duk perasaanku begitu langkah ini hamper menyentuh ambang pintu yang terbuka.
“Asalamualaikum!” Aku bersalam pelan. Namun sepertinya yang di dalam tak mendengar suaraku yang kelewat imut, sehingga kuucapkan sekali bahkan dua kali
lagi.
Sampai akhirnya suara jawaban dsalamku terdengar dan itu membuat dak-dik-duk jantungku semakin tak karuan.
“Halo! Silahkan masuk!” Suara khas tipe Sanguinis terdengar amat merdu di telingaku.
Langsung terbayang dalam hati, sosok wanita muda yang menyambutku.
Pasti dia seseorang yang selain ramah,smart, and beautiful.
Dari caranya menyambut dan memegang tanganku, aku yakin 99 persen dugaanku benar.
Sambil memperkenalkanku pada seorang sahabatnya, yang juga berada dalam ruangan itu, aku dituntunnya duduk pada sebuah kursi.
Selang beberapa menit dari kedatanganku, muncul orang-orang baru yang kesemuanya adalah wanita. Sementara kami menunggu dimulainya kegiatan, aku duduk
termenung. Tepatnya masih nervous dengan situasi itu.
Malah saking nervousnya, aku malah lupa dengan nama teman-teman baru yang menyalamiku sebelum mereka ambil posisi.
Kira-kira pukul delapan tepat, kegiatanpun dimulai. Ternyata, pemilik suara yang menyambutku tadi aadalah salahsatu mentor sekolah perempuan tersebut.
Namanya INdari, biasanya dipanggil Mbak Iin.
Setelah membuka kelas dengan sambutan ramahnya, kamipun berkesempatan saling memperkenalkan diri. Bukan main teman-teman baruku itu, rata-rata berprofesi
sebagai ibu RT dengan segudang kesibukan menulis. So, bagaimana dengan aku? Yang hanya seorang liliput tak berbakat dan kayaknya tak pantas juga duduk
di antara mereka?
No problemo, Nensi! Selagi bola kesempatan itu tengah bergulir padamu, masa ia sih akan disia-siakan begitu saja?
Terbayang kembali kisah seminggu lalu, dimana salahsatu readerku yang kini telah merantau ke Frankfrut , memintaku mengikuti program beasiswa sekolah perempuan
yang saat ini tengah kududuki.
Melihat tempatnya yang cukup dekat dengan tempat tinggalku, dan betapa menariknya program ini bagi keberlangsungan hobi corat-coretku, akhirnya aku mulai
membuka halaman pengumuman tersebut.
Mudahnya persyaratan dan belum apa-apa sudah menangkap adanya energi semangat yang memuncah, membuat aku langsung menyatakan ikut dalam tawaran beasiswa itu.
Menulis beberapa paragraph dengan menggambarkan kondisiku dan keinginan besar jadi penulis aku rangkai dengan kalimat sedikit lebay.
Tentu, dengan harapan ada respon yang baik syukur-syukur masuk nominasi.
Tanggal 1 Mei adalah waktu pengumuman dilaksanakan.
Rasa kaget campur bimbang menjalar dalam hatiku, begitu namaku tertera sebagai penerima beasiswa bersama dua pengaju lainnya.
"Nensi? saya Mbak Ana." Aku hampir terkejut saat tangan Mbak Ana menyentuh pundakku.
Saat itu kami tengah konsen penuh dalam menciptakan ide bakal calon judul buku nanti.
Tak tanggung-tanggung, Mbak Iin menginstrupsikan 30 ide yang harus kami selesaikan saat itu juga.
Heran, selama ini aku memang senang sekali menulis. Menulis apa saja yang bisa membuat hasratku ini tersalurkan.
Demikianpun dengan menemukan ide, tak dicaripun ide-ide konyol selalu mempir di kepalaku.
Kapan ide itu medadak buntu? menguap entah kemana. Mungkin dibawa angin beserta bau masakan lezat yang dibuat Mama Mba Iin di dapur tadi.
"Ia, Mbak, saya Nensi. Terimakasih loh, untuk beasiswanya." Aku tersenyum malu. Mbak Ana adalah Kepala Sekolah Perempuan.
Beliau juga yang meyakinkan aku bisa duduk di sini saat berbincang lewat Facebook kemarin.
Selanjutnya, Mbak Ana mendampingi kami mengerjakan tugas 30 ide itu.
Sambil mengotak-atik jemari di atas keyboard, aku berusaha mengerjakan tugas itu. Kudengar beberapa teman berbicara, saling bertukar fikiran mendiskusikan ide-ide mereka.
Aku seperti biasa, hanya bisa menyimak. Masih sungkan menjalin komunikasi dengan mereka.
"Hmm, minggu depan semoga  sudah bisa menyesuaikan diri lebih baik lagi." Ucapku dalam hati, sambil membereskan netbook ke dalam tas.
Bergandengan Mbak Ana aku keluar dari kelas. Suara Ibu empat anak itu, mengingatkanku pada sosok Bu Halimah. Dosen Kajian sastra disemester tengah yang memiliki sikap halus dan keibuan.
"Minggu depan jangan lupa datang, yah?" Itu pesan berulang dari Mbak Iin saat kami tengah narsis berfoto.
Aku memeluk pinggangnya yang langsing sambil berterimakasih, selain karena kebaikan hari itu, juga karena Yoghurt nya  yang begitu enak, yang berhasil kuselipkan ke dalam tas  menjelang pulang dari rumahnya tadi. :)
"Ok! sampai jumpa Sabtu yang kan datang!"
***
Pulang dari Sekolah Perempuan aku kembali bergelut dengan materi, meski sambil melanjutkan jam kerja di kantor LSM.
Ternyata belajar secara online dengan dimentor Mbak Ida yang jauh di Jiran sana, membuatku lebih rilekx dan konsentrasi.
Mungkin karena kondisi yang lebih akrab dan situasi yang lebih sepi, membuat semangat melanjutkan pelajaran ini bertambah.
Jika tadi sangat menikmati suasana kekeluargaan, bisa saling sapa dan berjabat tangan, ditambah lagi makan minum yang menyenangkan,
dibawah asuhan Mbak Ida ini aku lebih memeras otak agar tak sampai tertinggal dari peserta yang lain, yang pasti tengah berjuang pula di tempatnya masing-masing.
Semoga para mentor yang salihah itu, dan teman-teman yang energi semangatnya terasa sampai ke ubun-ubun, dapat mengantarku jadi penulis sukses.
"Aamiin."

Kelas Tunggal Menulis Artikel

Sekolah Perempuan menyelenggarakan Kelas Menulis Artikel, terbuka untuk umum.
 
Apa saja yang akan Anda peroleh?
  • Ilmu tentang menulis artikel yang menarik
  • Teman-teman yang seru
  • Pendampingan selama sebulan oleh pemateri
  • Kesempatan untuk jadi penulis artikel di Indscript Corp. karena kebutuhan penulis artikel sangat banyak.

Waktu: Rabu, 9 April 2014, pukul 19.00-22.00 WIB
Biaya: 100.000 rupiah

Cara pendaftaran:
Hubungi Humas Sekolah Perempuan, Kartikowati (Mbak Atie) di FB: Buku Directselling Kartikowatidh atau Kartikawati, HP: 085 216 216 034, Pin BB: 25F542E6.

Transfer biaya pendaftaran ke: BCA 8100119871 atas nama Indari Mastuti Rizki KSA atau Mandiri 131-00-0460457-7 atas nama Indari Mastuti Rezki RSA. Tuliskan berita: Kelas Menulis Artikel.
Lakukan konfirmasi ke Mbak Atie agar Anda segera dimasukkan ke dalam kelas.
Pendaftaran diterima paling lambat 24 jam sebelum kelas dimulai.

METODE BELAJAR:
Materi tersedia di dokumen kelas, bisa langsung diunduh begitu peserta masuk kelas.
Materi disampaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Peserta berkesempatan melakukan diskusi dan konsultasi dengan pemateri. Semua kegiatan diskusi dilakukan di kelas, bukan melalui inbox pemateri.
Semua tugas yang diberikan diunggah ke dokumen kelas, agar semua peserta bisa saling belajar.

PEMATERI:
Kursus ini akan dipandu langsung oleh Indari Mastuti Indari Mastuti Full, CEO Indscript Corp.

Indari Mastuti, entrepreneur di bidang jasa copywriting dengan brand Indscript Creative, usaha konsultasi dan pembentukan Personal Brand bernama Indscript Personal Branding. Ia menulis lebih dari 50 judul buku, tersebar di berbagai penerbitan di Indonesia, serta menetaskan ratusan artikel sejak tahun 1996.

Indari pada saat ini sukses mengawal dua komunitas perempuan yaitu Ibu-ibu Doyan Nulis yang anggotanya berjumlah lebih dari 12.600 orang dan Ibu-Ibu Doyan Bisnis dengan anggota lebih dari 13.000 orang. Selain mengembangkan bisnis serta dua komunitasnya ini, Indari tercatat sebagai pengurus di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan pengurus di Indonesia Marketing Association (IMA).

Pada tahun 2013, Indari meluncurkan Sekolah Perempuan, sekolah yang dikelola secara profesional untuk kaum perempuan. Bisnis dan komunitas yang dikawalnya telah membuat Indari mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi di Indonesia, seperti Perempuan Inspiratif Nova (2010),Finalis Kusala Swadaya (2011), Juara 2 Wirausaha Muda Mandiri (2012), Perempuan Terinspiratif Indonesia Majalah Kartini (2012), Finalis Wanita Wirausaha Femina(2012), Juara 3 Kartini Awards (2012), Finalis Kartini Next Generation (2012),100 Perempuan Pilihan Indonesia Mengubah Dengan Cinta SunLight (2013), Juara I Sekar Womenpreneur (2012), hingga Superwoman Indonesia (2014).

ANGKATAN KE-2 USAI, MENYAMBUT ANGKATAN KE-3

Waktu berlari.
Sekolah Perempuan Angkatan II yang dimulai bulan November 2013 berakhir secara resmi hari ini.
Setelah memberikan materi pamungkas tentang proses penerbitan buku dari awal hingga akhir, Sekolah Perempuan mengantarkan dua puluh sembilan alumnus untuk mandiri.
Kini saatnya para mentor dan mentee berjabat tangan sebagai rekan sejawat, sesama penulis :-)

Mereka adalah:

KELAS ONLINE
1. Rolita Sari 
2. Wuryaningtyas Hapsari 
3. Teni Tresnawati 
4. Lovely Husna 
5. Lan Lanee (Lanny Megasari) 
 6. Hera Maulidya 
7. Andina Meryani 
8. Siti Aisah 
9. Isti'adzah Rohyati 
10. Karila Wisudayanti 
11. Fayung Lam 
12. Laksmi Raya 
13. Rosdiana Ramli 
14. Rani Iriani Safari 
15. Tri Wulaning Purnami 
 16. Rina Laurya 
17. Julia Rosmaya Riasari Sugiharto 
18. Tina Rahmawati 

KELAS OFFLINE: 
1. Lita Lutfia
2. Novi Ana Al Hayat 
3. Meta Maftuhah 
4. Ra'fatAnnabiih 
5. Yessy Hermawati 
6. Titin Supriastuti 
7. Tri Lestariningsih 
8. Masrura Ramidjal 
9. Tati Y. Adiwinata 
10. Nurjanah 
11. Nena Mutmainna

Terima kasih sudah bergabung dengan Sekolah Perempuan. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Selesainya masa pendidikan adalah berawalnya masa berkarya. Beberapa alumnus angkatan I sudah mulai produktif menulis, bahkan dilamar penerbit untuk menulis buku dengan tema tertentu. Bagi kami, ini adalah kebahagiaan tersendiri.

Besar harapan kami agar pengetahuan, keterampilan, wawasan kepenulisan, yang telah diperoleh bisa menjadi bekal alumni. Semoga teman-teman sukses menjadi penulis produktif dan santun.



Masih ada perpanjangan coaching hingga satu bulan ke depan untuk mentee yang naskahnya belum selesai. Selanjutnya, alumni angkatan II akan bergabung ke dalam Komunitas Alumni Sekolah Perempuan. Di sana berbagai kegiatan untuk menjaga semangat dan keterampilan menulis terus diasah. Yang mengelola adalah alumni: dari alumni untuk alumni.

Kini di kelas Sekolah Perempuan sudah siap para peserta angkatan ke-3. Pelatihan selama tiga bulan akan dimulai tanggal 8 Februari 2014. Masih seminggu lagi, namun sudah mulai terjadi interaksi pendahuluan yang membakar semangat belajar :-D

Salam sukses, salam Sekolah Perempuan.

Anna Farida
Kepala Sekolah