Liputan Media

Sekolah Perempuan diliput Televisinet.com
Saksikan kegiatan belajar mengajar di Sekolah Perempuan dan wawancara dengan kepala sekolah dan pendirinya di sini:




SEKOLAH PEREMPUAN DAN DUA TAMU ISTIMEWA

Sambil menjalani jadwal mengikuti kurikulum seperti biasanya, siswa Sekolah Perempuan hari Sabtu (2/11) mendapat kehormatan kedatangan dua tamu istimewa di sekolahnya di jalan Mohammad Toha Bandung.
Hari itu mereka tak hanya menyerap ilmu regular dari para pendidiknya, tapi juga kedatangan Himat Kurnia, CEO Agromedia Group dan Adjie Silarus dari Street Meditation Evangelist. Para siswa langsung bertatap langsung dengan tamu istimewa tersebut.

Menurut Indari Mastuti sebagai founder yang meresmikan Sekolah Perempuan sejak 17 Agustus 2013 itu, mendatangkan tamu-tamu istimewa secara berkala merupakan salah satu programnya yang sudah lama dicanangkan. ”Kami membekali calon penulis untuk menghasilkan buku yang mudah diserap pasar, karena itu kami mendatangkan penerbit agar masalah-masahal ril yang dialami penerbit dapat diketahui oleh siswa,” jelas Indari.

Sementara mandatangkan Adjie Silarus, menurutnya, guna mendapatkan sisi-sisi lain dari produktifitas menulis. “Misalnya agar lebih kosentrasi dan dapat lebih fokus menghadapi dunia menulis dan segala permasalahannya,” jelas Indari.

Menurut Adjie sendiri, dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan urban, meditasi tidak harus di puncak gunung atau di tengah hutan. Tapi bisa dimana saja.  Dalam kesempatan itu,  siswa-siswa Sekolah Perempuan langsung diberi pengarahan oleh Adjie bagaimana melakukan meditasi.

“Setiap ada waktu adalah kesempatan untuk meditasi. Misalnya saat setelah bangun tidur, saat menunggu di antrian atau menunggu download, saat sebelum tidur, pokoknya masih banyak lagi, dan tidak harus lama, bisa satu menit saja,” tutur lelaki yang senang dengan warna baju putih ini.  Menurut Adjie, manfaat meditasi dapat mengurangi stres dan merasakan kedamaian juga lebih fokus menghadapi masalah.

Sekolah Perempuan yang sekarang masih gelombang pertama. Mereka akan menyelesaikan  pada tanggal 9 November 2013. Gelombang pertama ini terdiri 22 murid dan akan melahirkan 30 calon buku yang siap masuk ke penerbitan. Menurut Indari, gelombang berikutnya sudah antri mendaftar. “Alhamdulilah responnya bagus,” jelas Indari, ibu dua orang anak ini.

Bagi siswa yang berprestasi di Sekolah Perempuan akan langsung disalurkan  Indscript Copywriting untuk berbagai kebutuhan pasar penulisan. Target masing-masing peserta adalah menerbitkan sebuah buku. Siswa Sekolah Perempuan tidak hanya dari Bandung, tapi ada yang dari luar kota, mereka mengikuti secara on line, dan bisa interaktif .

Sumber berita: http://www.hotspotbandung.com/berita-414-sekolah-perempuan-kedatangan-dua-tamu-istimewa.html

Liputan di Pelitaonline.com



KEBUTUHAN penulisan bukan hanya ada di sektor penerbitan buku. Kebutuhan penulisan ada di berbagai sektor industri.

"Ini yang membuat masa depan penulis menjadi sangat cerah," ujar Anna Farida, sebagai Kepala Sekolah Perempuan melalui keterangan resminya yang diterima PelitaOnline, Jumat (23/8/2013).

Anna berharap bahwa Sekolah Perempuan bisa menjadi wadah yang positif bagi para ibu untuk tetap mengembangkan kemampuannya walau tidak perlu keluar rumah melalui menulis.

Sekolah Perempuan dengan tagline “Dari Perempuan Untuk Perempuan” telah mendapatkan penghargaan sebuah kompetisi bergengsi di Indonesia, sebagai juara 1 IDE BISNIS dari Sekar Womenpreneur pada tahun 2012 lalu.


Diresmikan oleh founder Indari Mastuti pada 17 Agustus 2013 lalu, bertujuan menghasilkan output berupa para penulis dari kalangan perempuan khususnya Ibu Rumah Tangga dalam kurun waktu 3 bulan.

Didampingi oleh 5 pengajar yang memiliki background penulis hingga editor, kegiatan belajar mengajar pada gelombang pertama berjumlah 22 murid ini akan menciptakan 30 calon buku yang siap masuk ke penerbitan.

Para pengajar yang akan mengawal para murid adalah Anna Farida (Bandung), Julie Nava (Amerika), Nurul Asmayani (Kalimantan), Ida Fauziah (Malaysia), serta Indari Mastuti (Bandung).

"Pola pengajaran yang fleksibel, online dan offline, memudahkan murid untuk memilih metode yang paling mungkin dilakukan," kata Indari Mastuti.

Ia menjelaskan, murid yang berada di luar kota memilih pola online, namun tidak sedikit mereka yang berasal dari Jakarta meluangkan waktu satu minggu sekali untuk hadir dalam kelas belajar offline atau tatap wajah dengan para mentor.

“Kebutuhan penulisan bukan hanya ada di sektor penerbitan buku. Kebutuhan penulisan ada di berbagai sektor industri. Ini yang membuat masa depan penulis menjadi sangat cerah," imbuh Indari. Ia berharap Sekolah Perempuan bisa menjadi cikal bakal tumbuhnya satu juta perempuan penulis di Indonesia. POL

- See more at: http://pendidikan-iptek.pelitaonline.com/news/2013/08/23/satu-sekolah-untuk-sejuta-perempuan#.Uhhqq6zviSp


Liputan Di Tabloid Nova



Berniat untuk memberdayakan masyarakat khususnya Ibu Rumah Tangga untuk tetap produktif maka munculah gagasan Sekolah Perempuan di Bandung dari Indscript Corp. Tak hanya bermaksud untuk menambah keterampilan untuk perempuan di dunia kreatif namun juga membantu mengolah potensi yang ada dalam diri perempuan.

“Sebetulnya di Indonesia banyak sekali potensi perempuan khususnya Ibu Rumah Tangga namun hingga saat ini belum tergali dengan lebih mendalam. Kesulitan ibu rumah tangga adalah masalah waktu, karena itulah Sekolah Perempuan ini membuat kurikulum yang memudahkan mereka untuk tetap belajar dari rumah dan kelak bisa produktif meski tetap dari rumah.” Kata Indari Mastuti ,Founder Sekolah Perempuan yang juga membuat komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis dengan jumlah 7.500 perempuan di seluruh Indonesia.

Selain diajarkan menulis, Sekolah Perempuan juga akan memberikan kurikulum bagaimana menjual naskah hingga mempromosikan buku, “Perempuan yang bersekolah disini nantinya bukan hanya akan siap sebagai penulis biasa, tapi penulis yang multitalenta. Mereka bukan hanya writer tapi adalahwriterpreneur .” tambah Indari.

Terlebih menurut Indari, buku, saat ini menjadi industri kreatif yang potensi bisnisnya berkembang dan menghasilkan. Dengan banyaknya perempuan yang bisa menulis maka tak hanya ikut berkarya namun juga memperluas wawasan dirinya sendiri dan orang lain yang membacanya. “Siapa lagi yang bisa meningkatkan perekonomian keluarga selain kita sendiri. Dan salah satu cara meningkatkan perekonomian keluarga adalah dengan meningkatkan skill yang dimiliki,” tegas Indari Mastuti.

Kurikulum yang ditawarkan antara lain, belajar menulis buku, menciptakan ide, masalah dalam penulisan,bagaimana mengatasinya,mempromosikan naskah,konsep artistik buku, membidik pasar, atau mempromosikan buku, dan masih banyak lagi kurikulum.Sekolah Perempuan yang akan segera dibuka resmikan pada tanggal 17 Agustus 2013 mendatang sudah mulai membuka pendaftaran dan akan memulai kegiatanya pada tanggal 24 Agustus 2013 .

Swita A. Hapsari

See More : http://www.tabloidnova.com/Nova/News/Varia-Warta/Yuk-Belajar-Jadi-Penulis-di-Sekolah-Perempuan
 
Liputan Hotspot Bandung.com


Sekolah Perempuan yang digagas oleh Indari Mastuti di Bandung jalan dalam waktu dekat akan menyelesaikan gelombang pertamanya. Akan menyusul gelombang kedua. Gelombang pertama terdiri 22 murid dan akan melahirkan 30 calon buku yang siap masuk ke penerbitan.

Sekolah Perempuan merupakan sekolah untuk perempuan dari berbagai usia, namun diutamakan ibu rumah tangga yang memiliki komitmen dan disiplin untuk mengikuti kegiatan belajar selama 3 bulan. Pelaksanaannya sekali seminggu sekali setiap hari Sabtu, dimana tersedia kelas pagi, siang, sore, dan malam. Bagi yang berprestasi langsung disalurkan oleh Indscript Copywriting untuk berbagai kebutuhan pasar penulisan.

“Sekolah ini merupakan wadah bagi perempuan untuk belajar banyak hal tentang menulis, sesuai dengan minatnya masing-masing. Kini dalam perkembangannya, penulisan buku tak bisa dilepaskan dari sektor industri. Tentu ini menjanjikan nilai ekonomi,” jelas Indari.

Target masing-masing peserta adalah menerbitkan sebuah buku. Pelatihan online dan offline. Pola pengajarannya fleksibel, baik yang online dan offline, sehingga memudahkan murid untuk memilih metode yang paling mungkin dilakukan.

“Sekolah Perempuan dipandu oleh tim pengajar yang berpengalaman di bidangnya. Dari sini diharapkan, ibu-ibu rumah tangga yang memiliki bakat atau ada minat terhadap tulis menulis potensinya dapat dikembangkan, sehingga diharapkan memiliki masa depan yang bagus," kata Anna Farida, Kepala Sekolah Perempuan.

Sekolah Perempuan memiliki tagline ‘Dari Perempuan Untuk Perempuan’. Dan telah mendapatkan penghargaan kompetisi bergengsi di Indonesia, sebagai juara 1 ‘Ide Bisnis’ dari Sekar Womenpreneur pada tahun 2012.

Indari Mastuti sebagai founder meresmikannya pada 17 Agustus 2013. Ia didampingi lima pengajar yang sudah pengalaman dengan dunia tulis menulis. Para pengajar tersebut, Anna Farida dari Bandung, Julie Nava dari Amerika Serikat, Nurul Asmayani dari Kalimantan, Ida Fauziah dari Malaysia, dan Indari Mastuti sendiri.

Selain itu, secara berkala didatangkan pengajar tamu. Minggu lalu pengajar tamu adalah penulis Dann Julian, yang salah satu karyanya novel ‘Gayagay’. Dann Julian saat mengajar menfokuskan pada pembuatan outline untuk karangan fiksi. “Out ine diperlukan, tapi ketika karangan meluncur di komputer, ikuti saja apa maunya tokoh-tokohnya ketika ia minta ‘lari’ dari outline. Berarti tokoh itu mulai bernyawa dan hidup,” jelas Dann Julian.

Murid Sekolah Perempuan tidak hanya dari Bandung, tapi ada yang dari luar kota, mereka mengikuti secara on line, dan bisa interaktif saat itu juga. Namun juga tidak sedikit yang berasal dari Jakarta meluangkan waktu satu minggu sekali untuk hadir dalam kelas belajar offline agar bisa bertemu langsung dengan mentornya.

Sumber: http://www.hotspotbandung.com/berita-401-sekolah-perempuan-songsong-gelombang-kedua.html