Semangat Konsisten

Oleh : Tri Handayani

Hari pertama menghadiri Kelas Sekolah Perempuan, saya datang terlambat.
Harusnya saya bisa datang tepat waktu, kalau di rumah tidak ada tukang yang sedang mencat kembali rumah saya. Tidak ada rekayasa lalu-lintas di jalan Buahbatu yang hanya boleh satu arah dari Selatan ke Utara dari jam 6 - 8 pagi. Tidak ada resolusi sebelumnya, bahwa saya akan libur di hari Sabtu. Tidak ada perbaikan jalan di kompleks, sehingga saya lupa portal-portal mana yang ditutup dan dibuka.
Wah, minggu depan saya berjanji tidak terlambat datang ke kelas.

Sesi pertama dimulai dengan memperkenalkan diri. Saya ketinggalan sesi perkenalan beberapa teman sebelumnya. Dimulai dengan nama lengkap, nama panggilan, menikah atau single parent, berputra beberapa atau belum. Bekerja atau tidak bekerja.
Ibu guru kami nan cantik, ibu Indari Mastuti dengan renyah menyimak setiap murid yang memperkenalkan diri.
Lalu saya bisa menyimpulkan ada pertanyaan kunci yang selalu ditanyakan: "Ingin menulis buku tentang apa?"

Tidak Mimpi Untuk Menjadi Penulis

Oleh : Tri handayani




Sejak dua tahun ini saya mencari peluang dan kesempatan baru untuk mengisi hari-hari saya kedepan.
Karena hampir 27 tahun menjadi dosen PNS yang diperbantukan di perguruan tinggi swasta seolah membuat diri saya tidak berkembang. Karier saya sudah mentok. Diusia dimana umumnya teman-teman saya sudah pensiun, saya masih harus mengabdi menunggu masa pensiun. Itupun kalau umur saya mencapai 65 tahun.
Mencari pekerjaan baru dan mulai lagi dari nol jelas bukan pilihan.
Sekolah lagi ke jenjang doktoral seperti yang seharusnya dilakukan oleh dosen-dosen lain juga bukan pilihan saya.
Rasanya saya akan membuang waktu dan menyiksa diri saja.
Pensiun dinipun saya belum berani, karena saya masih membutuhkan gaji.

Catatanku Selepas Isya (part 1)

Oleh : Ida susanti


Sebagai Perempuan yang telah Allah karuniai tiga Orang Putra,satu orang putri dengan kesaharian mengurus Suami,Rumah,sekolah,Rumah Singgah dan memiliki hobby menarikan lentik jemari di keyboard mungil notebook serta mendongeng ini,selalu saja merasa haus akan ILMU. Ramadhan ku jadikan ibadah yang didalamnya ada pembelajaran kedisiplinan dalam semua hal yang begitu nikmat jika kita menjalankanya dengan penuh keikhlasan , dan rasanya aku tak ingin pembelajaran itu berlalu seiring berlalunya bulan Ramadhan.
Sekolah perempuan salah satu pilihan tepat yang aku butuhkan untuk mempertahankan semua itu saat ini , karena pagi ini jam 8 ( delapan ) WIB di sekolah perempuan aku mendapatkan ILMU yang telah membakar semangat untuk melakukan yang terbaik dengan berkomitmen kepada diri sendiri untuk selalu konsisten dalam melakukanya dibantu oleh mentor  - mentor yang selalu siap melontarkan virus virus positif untuk melakukan yang terbaik dan optimis ,AKU PASTI BISA!

Mewujudkan Mimpi Yang Terpendam



Oleh : Kartikowati


Sewaktu masih duduk dibangku SMP dulu, saya pernah punya impian untuk menjadi penulis buku. Impian ini terus berkelanjutan dan sering mengusik benak saya, sampai akhirnya, bertemu lah saya dengan mbak Indari Mastuti, Founder Sekolah Perempuan. Ikut...!!! itu jawaban saya langsung ketika beliau menawari saya program sekolah perempuan.

Terus terang, saya sempat grogi dan cemas menghadapi hari sabtu tanggal 24 Agustus 2013. Layaknya mau memasuki sekolah pertama waktu ajaran baru. Ada rasa penasaran, khawatir (sepertinya yang lain sudah pada pinter-pinter) dan ingin segera datang hari "H" tersebut. Tapi saya gak seheboh bu Arlyn Crafts looh..yang ribut pagi-pagi cari seragam he..he...

Saking semangatnya, sayalah murid yang hadir paling pertama dikelas. Pertemuan pertama di kelas Sekolah Perempuan ternyata tidak seram seperti yang saya bayangkan. Suasana perkenalan antar peserta yang santai, mentor yang semangat, ditambah celetukan ala emak-emak he..he.. membuat suasana kelas menjadi ramai dan hangat. Apalagi ada bu Deliwasti yang aktif dan lincah menelusuri seluruh penjuru kelas.

See More : https://www.facebook.com/kartikowati.dh/posts/3338736683537
Oleh : Dedeh Sri Ulfah M


Kemarin, Sabtu tanggal 24 Agustus 2013, belasan ibu-ibu berkumpul di sebuah rumah PLN Dalam. Dengan tempat tinggal yang beragam, karakter yang beragam, aktivitas yang beragam, dan mungkin keragaman lainnya pula namun mereka memiliki kesamaan, yakni sama-sama ibu rumah tangga yang memiliki tekad kuat untuk menjadi seorang penulis buku yang handal. Pada pertemuan perdana ini, sang mentor Bu Indari Mastuti yang ramah itu membuat menulis dan menjadi seorang penulis itu terlihat mudah. Materi disampaikan secara interaktif membuat peserta selalu semangat. Materi pertama mengambil tema "Ingin menjadi penulis buku?" Apakah cita-cita para ibu ini akan tercapai? kita lihat saja hasilnya saat wisuda tiga bulan kemudian.

See more :   https://www.facebook.com/dedeh.sriulfah/posts/414748011959105